Mengelola keuangan dengan baik bukan cuma soal menabung atau menghemat pengeluaran. Lebih dari itu, kamu juga perlu tahu bagaimana cara mencatat, menyusun, dan mengevaluasi kondisi keuangan secara menyeluruh. Salah satu alat yang bisa digunakan untuk itu adalah neraca keuangan.
Selama ini, istilah neraca keuangan mungkin lebih sering dikenal di dunia bisnis atau akuntansi perusahaan.
Padahal sebenarnya, neraca keuangan juga bisa digunakan untuk keuangan pribadi atau keluarga.
Dengan membuat neraca, kamu bisa mengetahui seberapa sehat kondisi keuanganmu, apakah lebih banyak aset atau justru terbebani utang.
Lalu, seperti apa cara membuat neraca keuangan yang mudah dan bisa langsung kamu praktikkan? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!
Apa Itu Neraca Keuangan?
Neraca keuangan adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan seseorang atau suatu entitas pada periode tertentu. Laporan ini biasanya terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
- Aset (Aktiva): Semua hal yang kamu miliki yang memiliki nilai ekonomi, seperti uang tunai, tabungan, kendaraan, rumah, hingga investasi.
- Liabilitas (Kewajiban): Segala jenis utang atau kewajiban yang harus kamu bayar, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
- Ekuitas (Modal Bersih): Selisih antara total aset dan total liabilitas, yang menggambarkan nilai kekayaan bersih yang kamu miliki.
Rumus sederhananya:
Aset = Liabilitas + Ekuitas
Dari sini, kamu bisa menilai apakah kondisi keuanganmu sehat, seimbang, atau justru defisit.
Kenapa Perlu Membuat Neraca Keuangan?
Ada beberapa alasan kenapa membuat neraca keuangan itu penting, baik untuk pribadi maupun bisnis:
Mengetahui Kondisi Keuangan Saat Ini
Neraca membantu kamu mengetahui berapa jumlah aset yang dimiliki dan kewajiban yang harus dibayarkan. Dari situ bisa terlihat apakah kamu berada di posisi aman atau sebaliknya.
Membantu Perencanaan Keuangan
Dengan data neraca, kamu bisa lebih mudah merencanakan keuangan ke depan, mulai dari menyiapkan dana darurat, investasi, hingga pembayaran utang.
Mengontrol Pengeluaran dan Utang
Neraca memudahkan kamu memantau utang dan menilai apakah jumlahnya masih aman dibandingkan aset yang dimiliki.
Sebagai Bahan Evaluasi Keuangan
Neraca keuangan bisa jadi alat evaluasi rutin untuk melihat perkembangan kondisi finansialmu dari waktu ke waktu.
Cara Membuat Neraca Keuangan
Tenang saja, cara membuat neraca keuangan tidak serumit yang kamu bayangkan. Bahkan kamu bisa membuatnya sendiri dengan cara sederhana berikut ini:
1. Catat Semua Aset yang Dimiliki
Langkah pertama adalah mencatat seluruh aset yang kamu miliki. Aset ini dibagi menjadi dua kategori:
- Aset Lancar: Uang tunai, saldo rekening bank, deposito, investasi jangka pendek.
- Aset Tetap: Rumah, kendaraan, tanah, perhiasan, dan aset lain yang sifatnya jangka panjang.
Contoh:
Aset | Nilai (Rp) |
---|---|
Uang Tunai | 2.000.000 |
Saldo Rekening Bank | 5.000.000 |
Deposito | 10.000.000 |
Rumah | 300.000.000 |
Motor | 15.000.000 |
Total Aset | 332.000.000 |
2. Catat Semua Liabilitas atau Kewajiban
Selanjutnya, catat semua utang atau kewajiban yang kamu miliki. Sama seperti aset, liabilitas juga dibagi dua:
- Liabilitas Jangka Pendek: Tagihan kartu kredit, cicilan motor/bisnis bulanan.
- Liabilitas Jangka Panjang: KPR, cicilan kendaraan, pinjaman usaha.
Contoh:
Liabilitas | Nilai (Rp) |
---|---|
Kartu Kredit | 3.000.000 |
Cicilan Motor | 5.000.000 |
KPR Rumah | 200.000.000 |
Total Liabilitas | 208.000.000 |
3. Hitung Ekuitas atau Kekayaan Bersih
Setelah mencatat aset dan liabilitas, sekarang tinggal hitung ekuitas dengan rumus:
Ekuitas = Total Aset โ Total Liabilitas
Contoh:
Rp 332.000.000 โ Rp 208.000.000 = Rp 124.000.000
Jadi, kekayaan bersih kamu saat ini adalah Rp 124.000.000.
4. Susun dalam Format Neraca
Agar lebih mudah dibaca, susun data tadi dalam format neraca seperti berikut:
Keterangan | Nilai (Rp) |
---|---|
Aset | |
Uang Tunai | 2.000.000 |
Saldo Bank | 5.000.000 |
Deposito | 10.000.000 |
Rumah | 300.000.000 |
Motor | 15.000.000 |
Total Aset | 332.000.000 |
Liabilitas | |
Kartu Kredit | 3.000.000 |
Cicilan Motor | 5.000.000 |
KPR Rumah | 200.000.000 |
Total Liabilitas | 208.000.000 |
Ekuitas (Aset โ Liabilitas) | 124.000.000 |
5. Evaluasi dan Analisis Hasilnya
Langkah terakhir adalah mengevaluasi hasil neraca keuangan yang sudah dibuat. Dari situ, kamu bisa melihat:
- Apakah aset kamu lebih besar dari liabilitas?
- Berapa persen utang dari total aset?
- Bagaimana perkembangan keuangan dibandingkan periode sebelumnya?
Kalau ternyata utang kamu terlalu besar, berarti perlu strategi untuk menguranginya. Sebaliknya, jika kekayaan bersih terus bertambah, tandanya kamu sudah berada di jalur keuangan yang sehat.
Kesimpulan
Membuat neraca keuangan bukan hanya tugas akuntan atau pemilik bisnis. Setiap orang sebaiknya rutin membuat neraca pribadi untuk mengetahui kondisi keuangan dan merencanakan masa depan.
Caranya pun cukup sederhana, cukup dengan mencatat aset, liabilitas, lalu menghitung ekuitas.
Dengan neraca keuangan yang jelas, kamu bisa lebih bijak dalam mengatur pengeluaran, meminimalisir utang, dan mempersiapkan diri menghadapi kebutuhan tak terduga.
Mulai saja dari sekarang, bisa pakai buku tulis, Excel, atau aplikasi keuangan yang banyak tersedia gratis.